Total Pageviews

Tuesday, May 21, 2013

Teori Gerak Sejarah




 

TEORI GERAK SEJARAH MENURUT EMPAT TOKOH

            Filsafat Sejarah Spekulatif merupakan suatu perenungan filsafati mengenai tabiat atau sifat- sifat gerak sejarah, sehingga diketahui srtruktur-dalam  yang terkandung dalam proses gerak sejarah dalam keseluruhannya. Menurut Ankersmit  (1987: 17), umumnya  terdapat  tiga hal yang  menjadi  kajian  filsafat   sejarah  spekulatif,  yaitu pola  gerak  sejarah,  motor  yang menggerakkan proses sejarah, dan tujuan gerak sejarah.[1] Berikut teori- teori gerak sejarah menurut 4 tokoh.
1.Santo Augustinus

            Santo Augustinus adalah seorang pelopor dalam sejarah filsafat di zaman abad pertengahan (abad 6-16) M yang terkenal dengan bukunya “ The City Of God”.  St Augustinus mangganti akal dengan iman. Hakikat teori sejarah adalah suatu gerak yang tumbuh dan berkembang secara revolusi, karena menggambarkan peristiwa sejarah masa lampau secara kronologis. Urutan secara kronologis merupakan pokok teori untuk menggambarkan gerak sejarah. Teori gerak sejarah menurut St. Augustinus ditentukan oleh kehendak Tuhan. Hukum alam menjadi hukum Tuhan, kodrat alam menjadi kodrat Tuhan, Tuhan menentukan takdir, manusia menerima nasib. Gerak manusia bersifat pasif karena segala sesuatunya ditentukan oleh Tuhan. Agustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah suatu siklus. Sejarah lebih dari itu,  ia merupakan kejadian yang diatur oleh Tuhan. Jadi, sejarah sebenarnya mempunyai suatu permulaan dan mempunyai akhir.[2] Santo Augustinus menerangkan bahwa tujuan gerak sejarah ialah terwujudnya kehendak Tuhan dalam civitas dei atau kerajaan tuhan.

2.Ibnu Khaldun
Ibn Kaldun merupakan sosok filosof yang membangun peradaban Islam yang tengah redup bersamaan dengan Renaisans Barat. Dengan melalui karyanya’’Al muqaddimah’’ serangkaian dengan kitab Al –‘Ibar dan Al- Ta’rif yang di dalamnya mengandung berbagai aspek kehidupan termasuk filsafat sejarah, bagaimana Ibn Khaldun memandang gerak sejarah.
Dari beberapa teori tentang gerak sejarah, para khaldunian telah berbeda pendapat dalam menganalisa gerak sejarah menurut Ibnu khaldun. Perbedaan ini terjadi karena Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah tidak menyebutkan teorinya tentang gerak sejarah secara eksplisit, tapi hanya menyebutkan secara implisit. Secara sederhana, mereka terbagi dalam tiga kelompok pemikiran.
Pertama, kelompok yang menyebutkan bahwa gerak sejarah menurut Ibnu Khaldun adalah Gerak Siklus. Kedua, adalah kelompok yang menyatakan bahwa gerak sejarah menurut Ibnu Khaldun adalah berpangkal kepada kehendak Tuhan. Sedangkan kelompok ketiga, mengungkapkan bahwa gerak sejarah menurut Ibnu Khaldun bukanlah Siklus ataupun Linier, teteapi spiral.
Toto Suharto mengutarakan pendapatnya dengan jelas bahwa teori gerak sejarah yang paling mendekati kepada maksud Ibnu Khaldun diantara tiga pendapat Khaldunian adalah sejarah menurut Ibnu Khaldun mengambil bentuk spiral dengan corak dialektis. Ia akan mengalami suatu proses siklus menuju evolusi dan progress, sehingga membentuk spiral. Akan tetapi, oleh karena kehancuran sebuah dinasti berarti berdirinya dinasti baru, maka sejarah mengambil corak yang dialektis.[3] 

3.Karl Mark
            Karl Heinrich Marx, lahir di Trier Jerman tahun 1818.  Ia adalah seorang tokoh ekonomi politik. Gerak sejarah menurut Karl Marx ialah bersifat linier atau progres. Disebutkan dalam manifesto komunis bahwa sejarah umat manusia dari dulu sampai sekarang adalah pertentangan antar kelas. Yang mana nanti pada akhirnya akan berujung pada materialisme. Pemikiran Marx di pengaruhi oleh gurunya yang bernama Hegel.
4.Petirim Sorokin

            Petirim Sorokin dengan nama lengkap Pitirim Alexandrovich Sorokin lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Beliau adalah seorang akademis dan aktivis politik di Rusia, ia beremigrasi dari Rusia ke Amerika Serikat pada tahun 1923. Ia mendirikan Departemen Sosiologi di Universitas Harvard. Dalam karyanya “Social and Cultural Dynamics” 1941. Ia menilai gerak sejarah dengan gaya, irama dan corak ragam yang kaya raya dipermudah, dipersingkat dan disederhanakan sehingga menjadi teori siklus.[4] Sorokin menyatakan bahwa gerak sejarah menunjukkan fluctuation of age to age, yaitu naik turun, pasang surut, timbul tenggelam. Sorokin dalam menafsirkan gerak sejarah tidak mencari pangkal gerak sejarah atau muara gerak sejarah, ia hanya melukiskan prosesnya atau jalannya gerak sejarah.[5]
Kesimpulan.
Ada beberapa  teori yang dikemukakan para filosof berkenaan dengan gerak sejarah, yaitu:
a.    Teori Siklus. Teori Siklus berpendapat bahwa sejarah itu bergerak melingkar. Setiap peristiwa historis akan selalu berulang kembali.
b. Teori Einmalig. Teori ini beranggapan bahwa Sejarah itu berjalan sekali saja. Apa yang terjadi dimasa lampau tidak akan terulang lagi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
c. Teori  Linier. Teori Linier berasal dari pemikiran antroposentris tentang sejarah, bahwa segala peristiwa  di dunia dipandang sebagai berpusat pada manusia. Awal dari akhir peristiwa  historis dihubungkan oleh suatu rentetan peristiwa yang einmalig. Sejarah digambarkan sebagai proses perkembangan dari kurang sempurna menuju kesempurnaan sebagai garis lurus.
e.    Teori Spiral. Teori spiral dapat dikatakan sebagai perpaduan antara teori siklus dan linier. Bahwa sejarah itu memang se repete. Berulang terus, tapi perulangan itu dalam lingkaran spiral yang meningkat dan menaik ke arah kemajuan dan kesempurnaan. Sejarah dipandang sebagai garis lurus menuju progres dan perfeksi.[6].
Menurut pendapat saya gerak sejarah adalah spiral. Sebuah teori yang berada di tengah- tengah. Dalam beberapa kasus sejarah memang terulang ( Siklus ) meskipun dengan corak yang berbeda dengan sebelumnya, sejarah juga bergerak maju ( progres ). Menurut hemat pendapat saya, sejarah mengambil bentuk spiral. 


[1]  Mumuh Muhsin Z, Gerak Sejarah. ( Jatinangor: Universitas Padjadjaran, 2007), hal. 4
[2]  Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, akal dan hati sejak thales sampai Chapra. (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 92.
[3]  Toto, Suharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2003),  hal. 102.
[4]  http://ilmumasud.wordpress.com/2010/12/04/perkembangan-teori-sejarah-%E2%80%9Cteori-gerak-sejarah%E2%80%9D/
[5] Hari Budiyanto.  Perkembangan Teori Sejarah.( Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2008)
[6] Toto Soeharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun,, hal. 91-96

No comments: